Alhamdulillah wa shalatu wa salam ‘alaa Rasulillah. Amma ba’du.
Pembaca rahimahullah, mungkin masih segar dalam ingatan kita, betapa kaum muslimin bersemangat mengisi hari-hari di Bulan Ramadhan dengan berbagai aktifitas ibadah. Mungkin masih belum hilang dari memori kita, kegembiraan dan kenikmatan saat menyantap menu buka puasa. Mungkin masih terbayang dalam angan kita, keasyikan ketika melantunkan bacaan Al Qur’an di Bulan Ramadhan. Mungkin juga masih terpatri di benak kita indahnya menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat malam.
Kini, waktu-waktu tersebut telah berlalu. Demikianlah sunnatulah, yang datang pasti akan berlalu, ada awal pasti ada akhir. Hari-hari Ramadhan telah meninggalkan kita. Bulan yang penuh berkah telah berlalu. Maka bagi orang-orang yang mengisinya dengan amalan ketaatan hendaknya bersyukur kepada Allah, dan bagi yang menyia-nyiakannya hendaknya segera menyesal dan bertaubat kepada Allah.
Pembaca yang budiman, kewajiban puasa Ramadhan baru saja kita laksanakan. Namun dengan berakhirnya Ramadhan, bukan berarti seorang mukmin terputus dari ibadah puasa. Syariat puasa tetap diperintahkan di luar Bulan Ramadahan. Diriwayatkan dari sahabat Abu Ayyub Al Anshari, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
من صامَ رمضانَ ثم أتْبَعه ستاً من شوالٍ كان كصيام الدهر
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu dilanjutkan dengan puasa enam hari di Bulan Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa setahun penuh” (H.R Muslim)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
ثلاث من كل شهر ورمضان إلى رمضان فهذا صيام الدهر كله
“Puasa tiga hari dalam setiap bulan (Hijriyah), serta Ramadhan ke Ramadhan, semua itu seolah- olah berpuasa setahun penuh” (H.R Muslim)
Selain itu juga disunnahkan untuk puasa pada hari Senin dan Kamis. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
كانَ النبيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يتَحَرَّى صيامَ الاثنين والخميس
“ Nabi shalllallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis”
Begitu juga puasa-puasa sunnah yang lainnya seprti puasa Daud, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (10 Muharram).
Pembaca yang budiman, malam-malam Ramadhan yang kita isi dengan shalat tarawih telah berlalu. Namun ibadah shalat malam tetap dianjurkan untuk rutin dikerjakan pada setiap malam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أفضلُ الصلاةِ بعد الفريضة صلاة الليل
“ Sebaik-baik shalat setelah ahalat wajib adalah shalat malam “ (H.R Muslim)
Lihatlah contoh Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dirirwayatkan dari Al Mughirah bin Syu’bah, dia berkata : “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh-sungguh dalam melakukan shalat malam sehingga kedua telapak kaki beliau bengkak. Pada saat hal ini dtanyakan, beliau menjawab:
أفَلاَ أكونُ عبداً شكوراً؟
“Bukankah seharusnya akau menjadi hamba yang banyak bersyukur? “ (H. R Bukhari).
Pembaca yang budiman, hari-hari di Bulan Ramadhan yang banyak kita isi dengan membaca Al Qur’an telah berlalu. Namun demikian, bukan berarti kita meninggalkan membaca Al Qur’an di luar bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk memperbanyak membaca Al Qur’an tidak hanya di Bulan Ramadhan saja. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اقْرَؤوا القُرآنَ فإنه يأتي يومَ القيامةِ شفيعاً لأصحابهِ
“Bacalah Al Qur’an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat senbagai pemberi syafa’at bagi pembacanya“ (H.R Muslim).
Perhatikan pahala yang dijanjikan oleh Nabi kita bagi orang yang membaca Al Qur’an dalam hadits berikut :
من قَرأ حرفاً من كتاب الله فَلَهُ به حَسَنَةٌ، والحسنَةُ بعشْر أمْثالها
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka ia mendapat satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dibalas sebanyak sepuluh kali lipat” (H.R Tirmidzi)
Pembaca yang budiman, mungkin sudah banyak harta yang sudah kita sedekahkan di Bulan Ramadhan. Kini masa itu telah lewat. Namun demikian, bukan berarti kita berhenti dalam memberikan sedekah. Kita tetap diperintahkan untuk memperbanyak sedekah meskipun di luar Bulan Ramadhan. Perhatikan janji dari Allah Ta’ala dalam ayat berikut :
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak “ (Al Hadid :18).
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam juga bersabda :
والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air dapat memadamkan api “ (H.R Tirmidzi)
Pembaca yang budiman, di Bulan Ramadhan banyak majelis ilmu yang bisa kita hadiri. Ada kultum ba’da subuh, kultum menjelang tarawih, kajian jelang buka puasa, dan majelis pengajian yang lainnya. Seiring berakhirnya Bulan Ramadhan, bukan berarti berakhir pula kegiatan kita menuntut ilmu. Ketahuilah saudaraku, menuntu ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
طلب العلم فريضة على كل مسلم
“Menurut ilmu adalah kewajiban setiap muslim “ (H.R Ibnu Majah)
Kebutuhan kita akan ilmu sangatlah urgen, melebihi kebutuhan kita terhadap makan dan minum. Dengan berilmu, seseorang akan mendapatkan banyak kebaikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memahamkan baginya ilmu agama” (H.R Bukhari dan Muslim)
Pembaca yang budiman, berakhirnya Bulan Ramadhan bukan berarti berakhir pula aktifitas-aktifitas ibadah kita. Mestinya kita tetap semangat dalam mengisi hari-hari kita dengan ibadah kepada Allah seperti pada hari-hari Ramadhan. Memang Ramadhan tahun ini telah berakhir, namun amalan seorang mukmin tidak akan pernah berakhir sebelum maut datang menjemput. Allah Ta’ala berfitman :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِين
“Dan beribadahlah kepada Rabb-mu sampai datang kepadamu al yaqin (ajal)” ( Al Hijr :99)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan janganlah kalian meninggal melainkan dalam keadaan beragama Islam “ (Ali ‘Imran:102)
Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
إذا مات العبدُ انقطعَ عملُه
“ Jika seorang hamba meninggal, maka terputuslah amalnya “
Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menjadikan adanya batas waktu tertentu untuk selesai beramal, kecualai dengan datangnya kematian.
Semoga Allah Ta’ala menerima amalan- amalan kita di Bulan Ramadhan. Kita juga berdoa semoga Allah senantiasa memberikan taufik kepada kita untuk senantiasa bersemangat dalam melakasanakan ibadah selepas Ramadhan. Wallahul musta’an.
Semoga ini menjadi renungan bagi kita semua.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimush shaalihat.
Referensi : Majaalis Syahri Ramadhan karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah dengan beberapa tambahan.
Silahkan like page Majalah Kesehehatan Muslim dan follow twitter
1 Comment
Artikel yang bagus, saya suka. Makasih n salam sukses