Glaukoma, si Pencuri Penglihatan dalam Diam

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr +

لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم

“ sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk sebaik baiknya”

Mata adalah sebuah organ sangat kompleks yang diciptakan oleh yang maha sempurna, segala sesuatu dalam organ mata bekerja sinergis mendukung fungsi biologisnya, yaitu persepsi penglihatan. Ditambah lagi, kedua mata pun bekerjasama untuk membuat persepsi yang lebih kompleks lagi, yaitu depth perception yang membantu kita melihat objek di dua lokasi berbeda dengan persepsi berbeda. Satu struktur kecil saja yang terganggu bisa membuat penglihatan kita terganggu. Karena ituah kita harus senantiasa bersyukur pada Allah yang telah menaga mata kita sehingga kita bisa menikmati indahnya pemandangan yang memanjakan mata, melakukan pekerjaan sehari hari untuk mencari nafkah yang sangat bergantung pada mata yang Allah berikan. 

Secara terus menerus, bagian dalam bola mata dialiri cairan yg dishasilkan oleh sebuah jaringan di dlaam mata. Fungsinya untuk memberi nutrisi sel mata dn membuang zat sisa. Cairan ini terus mengalami perputaran, dihasilkan, dialirkandan dibuang, membuat mata menjadi struktur yang dinamis, zat zat sisa akan dikeluarkan dari mata menuju sistem pembuluh darah balik (vena) yang nantinya zat sisa ini akan dikeluarkan dari tubuh. Cairan yang sedang kita bicarakan disini berbeda dengan air mata, yang berada di permukaan mata. Meski komposisinya sedikit berbeda, keduanya sama sama penting untuk menjaga integritas bola mata dan fungsi penglihatan. 

Penerima gambar yang kita lihat di dalam bola mata kita adalah retina atau bintik kuning, yang berisi banyak sekali sel fotoreseptor. Sel fotoreseptor adalah sel saraf terspesialisasi yang akan terangsang dengan kondisi cahaya. Sel ini juga sensitif terhadap warna sehingga kita bisa membedakan beragam warna dengan izin Allah. Sinyal dari sel fotoreseptor di retina kemudian akan dialirkan menuju otak melalui serabut saraf. Saraf yang berasal dari mata mengandung banyak serabut yang membawa sinyal menuju otak yang kemudian sinyal tersebut lah yang menjadi persepsi penglihatan kita. Kerusakan baik di retina, serabut saraf, maupun di otak akan menyebabkan gangguan penglihatan.

Jika fungsi aliran cairan terganggu, baik produksinya berlebih maupun aliran pembuangannya terganggu, tekanan dalam bola mata akan meningkat, yang dalam waktu lama menyebabkan saraf mata mengalami kerusakan. Kerusakan juga disebabkan asupan nutrisi dari pembuluh darah terganggu sehingga serabut saraf mengalami gangguan aliran darah menuju serabut saraf terganggu sehingga asupan nutrisi ke serabut saraf terganggu yang menyebabkan kematian sel serabut saraf. Kondisi dimana terjadi kerusakan sel saraf karena peningkatan tekanan bola mata inilah yang disebut dengan glaukoma

Glaukoma adalah kondisi dimana saraf mata mengalami kerusakan (atrofi) yang menyebabkan berkurangnya lapang pandang. Penyebab utamanya adalah peningkatan tekanan intra okular atau tekanan bola mata

Berdasarkan survey, glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor 2 setelah katarak di indonesia dan dunia. Diperkirakan sekitar 6,7 jt org mengalami kebutaan karena glaukoma, dan kebutaan ini bersifat permanen, tidak bisa dikembalikan karena saraf yang menghantarkan sinyal dari fotoreseptor sudah mengalami kerusakan.

Ada 2 jenis glaukoma, yaitu Glaukoma kronis dan glaukoma akut. Keduanya sama sama berbahaya bagi penglihatan.

Gejala glaukoma akut:

  • Pandangan tiba2 kabur
  • Nyeri mata
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Melihat “Halo” (donat) di sekitar cahaya

Sedangkan glaukoma kronis tidak ada gejala spesifik, sehingga seringkali terdeteksi ketika kerusakan saraf permanen sudah terjadi permanen, dan lapang panfdang yang kita miliki sudah sangat berkurang.

Pandangan manusia tidak hanya apa yang ada tepat di depan kita, tapi juga sampai di sekitarnya. Misal kita sedang melihat ke depan ketika sedang berkendara, meski fokus terus ke depan, jika ada kendaraan lain yang lewat di samping kita, kita akan menyadarinya. Itulah lapang pandang perifer. Sedangkan ketajaman penglihatan tertinggi ada di sentral, yang biasa kita gunakan untuk melihat dengan teliti. 

Pada glaukoma, lapang pandang yang pertama kali mengalami kerusakan adalah lapang pandang perifer, sehingga seringkali tidak disadari. Baru disadari hanya ketika sudah mengalami gangguan fungsi misal sering tidak menyadari ada kendaraan dari samping ketika berkendara, tidak menyadari ada benda di sekitarnya ketika sedang berjalan dsb. Pada tahap lanjut, pandangn akan menjadi tunnel vision, yaitu menyerupai melihat dari corong, dan lebih jauh lagi, pandangan akan hilang seutuhnya. 

Lapang pandang normal, penyempitan lapang pandang, dan tunnel vision. Sumber gambar: Buku Ajar Oftalmologi FKUI

Mayoritas Glaukoma tidak diketahui penyebabnya, bisa terjadi pada usia bayi dengan tanda tanda sering mengeluarkan air mata dan mata membesar, bisa juga terjadi pada orang dewasa. Beberapa kasus glaukoma adalah kejadian sekunder dari penyakit mata lainnya seperti katarak stadium dini maupun lanjut, peradangan pada iris (uveitis), komplikasi diabetes pada mata (PDR), dan lain sebagainya. Meski sebagian besar kasus penyebabnya tidak diketahui (primary glaukoma), ada beberapa faktor risiko terjadinya glaukoma yang pada kelompok ini glaukoma ebih sering terjadi daripada kelompok lainnya. 

Faktor Risiko

  • Usia lebih dari 40 tahun
  • Punya riwayat keluarga glaukoma
  • Ras afrika, hispanik atau asia
  • Tekanan bola mata tinggi
  • Rabun jauh atau dekat
  • Ada trauma bola mata
  • Pengobatan steroid jangka panjang
  • Diabtes, migraine, tekanan darah tinggi, gangguan sirkulasi

Berdaasarkan faktor risiko di atas, bisa kita dapatkan cara mencegah komplikasi glaukoma yaitu dengan

  • berdoa meminta kesehatan kepada Allah
  • Berikhtiar menjaga pola hidup sehat
  • Rutin kontrol ke dokter mata untuk memeriksa penglihatan bagi yang memiliki faktor risiko
  • Jika memiliki gangguan kesehatan mata, rutin kontrol sesuai instruksi dokter mata.

Jika sudah dinyatakan diagnosa glaukoma, tidak perlu khawatir. Selama penglihatan masih ada, penglihatan yang masih kita miliki masih bisa dipertahankan biidznillah, dengan ikhtiar berupa obat obatan dan lifestyle modification sesuai anjuran dokter mata. Oleh karena itu, kontrol rutin ke dr mata harus tetap dilakukan.

Semoga bermanfaat

Penulis: dr. Parangeni Muhammad Lubis

Share.

1 Comment

Leave A Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.