Poliomyelitis (polio) adalah penyakit virus yang sangat menular, terutama menyerang anak-anak. Virus ini ditularkan oleh orang ke orang. Penyebaran terutama melalui jalur fekal-oral atau pada kasus yang jarang bisa disebabkan karena perantara lain (misalnya air atau makanan yang terkontaminasi). Virus akan bereplikasi dalam usus, yang kemudian dapat menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan.
Gejala awal polio adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan pada leher, dan nyeri pada tungkai. Pada sebagian kasus, penyakit ini menyebabkan kelumpuhan, yang sering permanen. Tidak ada obat khusus untuk polio. Penyakit ini hanya dapat dicegah dengan imunisasi [1].
Gejala Polio
Meskipun polio dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian, sebagian besar orang yang terinfeksi virus polio tidak menjadi sakit dan tidak pernah menyadari mereka telah terinfeksi polio.
Polio Non Paralitik
Beberapa orang menderita gejala akibat kontak dengan virus sehingga menyebabkan polio non paralitik (jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan/abortive polio). Jenis polio ini memunculkan tanda-tanda ringan mirip seperti flu dan gejala khas penyakit virus lainnya.
Tanda dan gejala biasanya berlangsung satu sampai sepuluh hari, meliputi gejala berikut : demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, muntah, kelelahan, nyeri atau kekakuan punggung , nyeri atau kekakuan leher, nyeri atau kekakuan pada lengan dan kaki, kelemahan atau nyeri otot, dan meningitis.
Polio Paralitik
Dalam kasus yang jarang, infeksi virus polio menyebabkan polio paralitik, bentuk paling serius dari penyakit ini. Polio paralitik memiliki beberapa jenis gejala, berdasarkan bagian tubuh yang terpengaruh: sumsum tulang belakang (spinal polio), batang otak (bulbar polio) atau keduanya (bulbospinal polio).
Tanda dan gejala awal polio paralitik meliputi demam dan sakit kepala, hampir sama dengan gejala polio non paralitik. Dalam seminggu, biasanya akan muncul tanda-tanda dan gejala khusus untuk polio paralitik seperti :
- Hilangnya refleks
- Kelemahan dan nyeri otot yang berat
- Kelemahan anggota gerak (flaccid paralysis), sering lebih buruk pada salah satu sisi tubuh
Post-polio Syndrome
Post-polio syndrome adalah kumpulan tanda dan gejala yang belum muncul dan akan berpengaruh pada beberapa orang beberapa tahun kemudian – rata-rata 35 tahun – setelah mereka menderita polio. Tanda-tanda umum dan gejala yang muncul di antaranya : kelemahan dan nyeri sendi serta otot yang bersifat progresif, kelelahan umum dan kelelahan setelah aktivitas minimal, atrofi otot, gangguan pernapasan atau menelan, gangguan pernapasan terkait pola tidur-seperti sleep apnea-, penurunan toleransi suhu dingin, masalah kognitif -seperti gangguan konsentrasi dan memori-, serta depresi atau perubahan suasana hati [2].
Penanganan Penyakit Polio
Karena tidak ada obat khusus untuk polio , tujuan penanganan adalah untuk meningkatkan kenyamanan, mempercepat pemulihan, dan mencegah komplikasi. Perawatan suportif meliputi:
- Istirahat total
- Pemberian obat penghilang nyeri jika diperlukan
- Pemakaian ventilator untuk membantu pernapasan jika terjadi gangguan pernapasan.
- Olahraga ringan (terapi fisik) untuk mencegah deformitas dan hilangnya fungsi otot
- Diet makanan bergizi [3]
Meskipun peningkatan sanitasi masyarakat dan kebersihan pribadi dapat membantu mengurangi penyebaran polio, cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit ini adalah dengan pemberian vaksin polio. [4]
Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 2016
Pada 27 Maret 2014, Indonesia menerima sertifikat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan Indonesia bebas polio. Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut, dan sebagai komitmen mewujudkan Dunia Bebas Polio, pemerintah akan melaksanakan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada 8-15 Maret 2016.
Dinas Kesehatan menjelaskan dalam laman resminya, tujuan PIN Polio antara lain mengurangi resiko penularan virus polio yang datang dari negara lain, memastikan tingkat kekebalan masyarakat terhadap penyakit polio cukup tinggi dan memberikan perlindungan secara optimal serta merata pada balita terhadap kemungkinan munculnya kasus polio.
Dalam program ini, Dinas Kesehatan akan memberikan imunisasi tambahan polio yang mencakup anak usia 0-59 bulan tanpa memandang status imunisasi polio sebelumnya. Peserta PIN 2016 akan diberi vaksin tetes polio, dan kemudian diberi tanda tinta pada jari kelingking kiri sebagai tanda anak tersebut telah mendapat vaksin polio tambahan.
PIN 2016 sendiri akan dilaksanakan di berbagai pusat layanan kesehatan di daerah masing-masing, mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit.
Kesimpulan
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan mudah menular, terutama pada anak. Penyakit ini bisa menimbulkan gejala yang berat, dan sering menyebabkan terjadinya kelumpuhan yang menetap. Tidak ada obat khusus untuk penyakit ini. Namun demikian, polio bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi. Pemerintah Indonesia menyelenggrakan program PIN 2016 sebagai upaya untuk mencegah penyakit ini sehingga Indonesia bisa bebas polio.
Semoga tulisan ringan ini bermanfaat.
Catatan kaki :
[1]. (http://www.who.int/topics/poliomyelitis/en/ )
[2]. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/polio/basics/symptoms/con-20030957
[3]. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/polio/basics/treatment/con-20030957
[4]. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/polio/basics/prevention/con-20030957
[5]. (http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/03/pekan-imunasisasi-nasional-polio-2016-digelar-8-15-maret )