Varian baru SARS-CoV-2 telah diidentifikasi: Apa dan bagaimana?

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr +

Virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menjadi penyebab wabah COVID-19 telah diidentifikasi memiliki varian baru. Varian baru virus ini sudah diidentifikasi di negara Eropa pada masa awal pandemi, kemudian disusul oleh negara-negara lain yang meningkat secara sporadis. Varian baru virus SARS-CoV-2 ini diakibatkan oleh proses mutasi gen yang mengkode protein Spike, yang berfungsi sebagai jalan masuk dalam menginfeksi sel epitel saluran pernapasan manusia.

Pada tulisan kali ini, kami mencoba memberi penjelasan sederhana dan rasional kepada masyarakat yang merupakan hasil telaah berbagai publikasi ilmiah terkait studi mutasi gen pada virus SARS-CoV-2 ini dan juga melihat banyaknya informasi berita viral di media sosial yang membuat kebingungan dan kecemasan di kalangan masyarakat awam.

Dalam studi ilmiyah Dr. Bette Korber dan tim di Amerika Serikat menjelaskan mutasi gen ini mengkode protein Spike dengan karakter yang baru, dikenal dengan varian G614D SARS-CoV-2 yang sekarang mendominasi negara-negara Eropa. SARS-CoV-2 varian G614 ini telah menggantikan varian sebelumnya D614 yang merupakan varian dominan di awal masa pandemi yang berasal dari Wuhan. Studi ini membuktikan bahwa varian G614 ini berhubungan erat dengan tingginya viral load (kadar virus) pada pasien COVID-19 yang ditemukan.

Beberapa hal penting yang perlu kami sampaikan terkait dampak dari varian baru virus SARS-CoV-2 hasil mutasi ini antara lain:

Apakah virus varian baru ini lebih mudah menular?
Studi yang dilakukan Dr. Korber dkk menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 varian baru ini mungkin lebih mudah menular dari varian sebelumnya. SARS-CoV-2 varian baru yang dominan di temukan di negara Eropa sekarang ini berhubungan dengan tingginya angka penularan yang terjadi.

Apakah menimbulkan gejala yang lebih berat?
Belum ada bukti yang kuat dan membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya. Mutasi yang membuat virus lebih mudah menular tidak serta merta membuatnya lebih berbahaya. Hingga saat ini proporsi varian baru (G614) dan varian lama (D614) yang menyumbang perawatan ruang ICU di Rumah Sakit kota Inggris memiliki angka yang relatif sama.

Apakah akan membuat resisten (kebal) terhadap vaksin?
Tidak sepenuhnya. Vaksin hingga saat ini masih efektif untuk pencegahan keparahan penyakit karena materi vaksin ini memiliki banyak target, selain protein Spike yang mengalami mutasi tersebut juga banyak target yang lain yang dapat ditekan oleh vaksin. Sehingga vaksin yang sudah dibuat dalam waktu sekian lama oleh tim ahli dan sudah melalui banyak tahap uji klinis masih tetap efektif dalam menekan gejala infeksi jika terinfeksi.

Adakah upaya antisipasi dan pencegahan?
Pemerintah dan pakar ahli kita sedang berupaya melakukan survailance dan upaya untuk mendeteksi varian baru dari SARS-CoV-2 dengan membuat sistem laboratorium terintegrasi dengan laboratorium di berbagai kota di Indonesia untuk menganalisis karakter genome SARS-CoV-2 yang bermutasi tersebut. Selain itu juga perlunya surveilens dan deteksi dini genome pada hewan-hewan yang diduga kuat menjadi inang perantara virus SARS-CoV-2 sebelum menginfeksi manunia, seperti kelelawar, trenggiling, dan lain-lain.

Namun tentunya, upaya pemerintah dan para pakar ahli dalam melakukan genome surveillance ini tidaklah menggugurkan protokol kesehatan yang mendasar, yaitu 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan 3T (Tracing, Testing, Treatment) dengan dukungan semua lapisan masyarakat. 3M dan 3T ini merupakan satu paket upaya yang tidak dapat dipisahkan untuk memutus rantai penularan COVID-19.

Perkembangan ke depan terkait virus SARS-CoV-2 ini bersifat dinamis. Boleh jadi terdapat perubahan bukti-bukti ilmiyah yang telah diinformasikan sebelumnya. Dan yang menjadi pegangan untuk masyarakat adalah sifat kritis dalam membaca berita di media sosial. Karena segala perkara terkait perkembangan virus SARS-CoV-2 ini harus merujuk kepada yang ahli di bidang nya. Biarkan para ahlinya yang berbicara. Sebagaimana pengamalan kita terhadap firman Allah Ta’ala,

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Bertanyalah kepada ahli ilmu, apabila kalian tidak mengetahui.” (QS. An-nahl: 43)


Semoga wabah COVID-19 ini segara terangkat. Aamiiin.

Kesehatan Muslim. 1/1/2021

Penulis: dr. Bayu Aulia Riensya
Residen Pulmonologi & Kedokteran Respirasi

Sumber:
1. QS: An-Nahl-43
2. Korber B, Fischer MW, Gnanakaran S, Yoon H, Theiler J, Abfalterer W, et all. Tracking Changes in SARS-CoV-2 Spike: Evidence that D614G Increases Infectivity of the COVID-19 Virus. Elsevier. 2020; 812–827.
3. Wise J. Covid-19: New coronavirus variant is identified in UK. BMJ. 2020; 1-2.
4. https://covid19.go.id/

Share.

Leave A Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.